Buruh Mogok Nasional
Mogok Nasional (1): Kami Pasti Akan Melakukannya
Cukuplah dalam tulisan pertama ini kami menegaskan, jika mogok nasional itu bukanlah sekedar isu. Kami tidak sedang beretorika. Apalagi hanya sekedar mencari sensasi dan popularitas.
"Utamakan dialog," mungkin itu yang hendak kalian ajarkan kepada kami.
Kami sendiri sudah bosan dengan kalimat itu. Nyaris tidak lagi percaya jika itu bisa menjadi mantra untuk menyelesaikan carut-marutnya permasalahan perburuhan.
Bipartit berbulan-bulan tanpa hasil. Hukum yang dilanggar. Perjanjian Bersama yang diingkari. Anjuran mediasi dan Putusan PHI yang kehilangan arti. Adalah makanan kami sehari-hari/
Kawan-kawan buruh Bekasi, kita ambil sebagai contoh. Mereka sudah berunding agar perusahaan tidak lagi menggunakan outsourcing. Tetapi perundingan tidak pernah ditanggapi.
Semua argumentasi -- dan itu rasional dan disandarkan pada aturan perundang-undangan -- dianggap angin lalu.
Ketika
kami melakukan grebek pabrik. Mogok kerja dan solidaritas yang
beribu-ribu jumlahnya, barulah perusahaan bersedia menghapus
outsourcing.
Ini artinya apa? Artinya, merekalah yang sebenarnya
menginginkan agar kami melakukan mogok kerja.
Maka, dalam kesempatan yang baik ini kami sampaikan.
Kami akan memilih jalan kami. Dan, mogok kerja nasional itu adalah pasti adanya....
Catatan Ketenagakerjaan: Kahar S. Cahyono
Wakil Ketua Pimpinan Pusat SPAI FSPMI
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.